Gap Year: Nunda Kuliah Setahun yang Bisa Sangat Berfaedah

Gap Year: Nunda Kuliah Setahun yang Bisa Sangat Berfaedah    

Gap year bukanlah aib. Gap year bisa sangat bermanfaat, bisa jadi investasi yang sangat berharga, bisa jadi life-changing bila bener-bener bisa kamu manfaatkan.
SBMPTN 2018 diikuti oleh 860.001 peserta, dengan jumlah diterima sebanyak 165.831 peserta (19,28%). Dari angka tersebut bisa kita lihat bahwa sekitar 700 ribu peserta tersingkir dan harus rela bersaing di jalur mandiri PTN, daftar PTS atau menunggu tahun depan apabila ingin kuliah.
Buat yang nggak lolos di PTN atau jurusan yang diinginkan, aku di sini nggak akan mencoba menghiburmu supaya keluar dari kegalauanmu. Aku yakin kamu juga udah kenyang atau bahkan mungkin sudah muak dengan nasihat, motivasi atau kata-kata mutiara. Namun di sini aku akan mencoba ngasih beberapa perspektif yang mungkin akan bermanfaat, khususnya bagi kamu yang sudah berencana atau secara terpaksa nunda kuliah setahun atau istilahnya dikenal sebagai gap year.
Di Indonesia saat ini gap year menjadi pilihan kurang populer bagi lulusam SMA/SMK/MA. Banyak yang menghindari nunda kuliah setahun dan memaksakan diri harus kuliah hanya untuk menghindari berbagai stigma. Padahal banyak perguruan tinggi terbaik dunia, seperti Harvard University, memberikan pilihan untuk menunda kuliah setahun bagi calon mahasiswanya. Meski konteksnya ga sama persis dengan di Indonesia, tapi esensinya kurang lebih sama: mereka menyarankan atau memberikan pilihan ke mahasiswa barunya untuk menunda kuliah setahun.
Kok bisa sih gap year disarankan? Emangnya apa enaknya nganggur setahun? Bukannya kalau nganggur setahun bisa tertinggal dengan temen-temen angkatan? Belum lagi apa kata orang-orang kalau nganggur setahun???

Beberapa Keraguan tentang Gap Year

1. Gap Year = Nganggur Setahun?

Nah biasanya anak-anak yang gagal lolos berbagai seleksi PTN mikirnya kalau gagal kuliah tahun ini tapi kuliah di tahun depan itu berarti nganggur setahun.
“Gila apa! Setahun nganggur? Mau ngapain aja gue? Pasti bosen abis!”
Nganggur setahun ini istilah aja, sih. Ketika kamu berhenti sejenak dari sekolah atau kuliah, bukan berarti kamu juga berhenti belajarnya, bukan berarti kamu nggak ngapa-ngapain. Pendidikan itu nggak cuma bisa didapet di sekolah atau kampus aja, tapi bisa juga dari buku, video, kursus, atau terjun langsung di lapangan.
Waktu satu tahun itu kesempatan kamu buat ngelakuin hal-hal yang nggak sempat kamu lakuin dan belajar banyak hal lain yang nggak sempat kamu pelajarin di sekolah dulu. Intinya sih, banyak banget pilihan kegiatan yang bisa kamu lakukan selama setahun tersebut, tentunya sambil nyiapin ujian masuk perguruan tinggi tahun depannya.

2. Gap Year = Tertinggal Setahun?

“Waduh gimana nih kalau ambil gap year, gue jadi ketinggalan ama temen-temen angkatan gue! Apa kata dunia?!”
Banyak anak yang khawatir kalau dia ambil gap year berarti tertinggal setahun dengan teman-teman seangkatan yang sudah kuliah duluan. Entah khawatir tertinggal setahun dari segi kuliah maupun tertinggal setahun dari segi karier atau pekerjaan nanti.
Kita bahas dari segi kuliah dulu. Kuliah itu berbeda dengan sekolah. Kalau di sekolah memakai sistem paket, artinya mapel yang kamu pelajari sudah ditentukan oleh sekolah sama untuk semua siswa satu jurusan. Sedangkan kalau di kuliah, kamu punya fleksibilitas untuk ngambil, nunda, ngedrop mata kuliah di tengah jalan, atau nyodok mata kuliah kalau udah memenuhi persyaratan untuk ikut mata kuliah tersebut. Jadi lama kuliah seorang mahasiswa ditentukan oleh pilihan dan peforma mahasiswa itu sendiri. Jadinya ada mahasiswa yang lulus S1 dalam waktu 3 tahunan, tapi ada juga mahasiswa yang kuliah sampai belasan semester belum lulus-lulus. So, dalam satu angkatan pun, yang masuk kuliahnya bareng, lulusnya bisa berbeda-beda kok.
Untuk lebih jelasnya, kamu bisa baca artikel ini: Apa Bedanya Kehidupan Kuliah dengan Masa SMA?
Dalam hal karier atau pekerjaan juga demikian, selisih setahun di dunia kerja itu nggak signifikan, karena skill-lah yang jadi pertimbangan utama ketika kerja. Banyak anak yang sebelum nyampe usia 30 tahun sudah jadi manager, atau bikin startup yang sukses, beberapa dari mereka membawahi atau mempekerjakan orang-orang yang usianya jauh di atasnya.
Sebagai bahan inspirasi, coba deh baca ini: 11 anak muda Indonesia yang berhasil masuk “30 Under 30” Forbes 2018
Kalau kamu bisa memanfaatkan gap year dengan baik, bisa jadi kamu malah bisa menemukan cita-cita yang ga pernah kepikiran sebelumnya atau menemukan career path yang nggak disangka sebelumnya.

3. Gap Year = Aib?

Apabila kamu memutuskan untuk mengambil gap year, mungkin di awal kamu bakal terasa sangat tertinggal dengan temen-temenmu. Karena mungkin banyak temenmu yang sudah diterima kuliah. Kamu bakal lihat temen-temen upload foto pake jas almamater di Instagram bersama teman-teman baru mereka, yang mungkin saja bikin kamu kepengen. Tekanan sosial di awal masa-masa gap year, entah itu dari lingkungan, keluarga, teman, dll, mungkin akan membuatmu stres, malu atau sedih.
“Haduh malu nih gue ambil gap year! Apa kata orang-orang? Apa kata temen-temen gue?!”
Dan berbagai macam pikiran-pikiran negatif mungkin muncul di pikiranmu.
Namun hal itu bukanlah aib. Tiap-tiap orang punya ukuran keberhasilan dan jalan hidup yang beda-beda. Belum tentu banget hal-hal negatif yang ada di pikiranmu juga muncul di pikiran orang lain. Bisa jadi mereka cuek, atau malah mau bantuin kamu, pengen kasih semangat. Jadi mesti dibedain mana yang muncul di pikiran kita aja, mana yang menang bener-bener nyata diucapin oleh orang lain.

Kenapa Gap Year Direkomendasikan?

Seperti yang aku singgung di atas, beberapa universitas top dunia seperti Harvard, Princeton, Tufts, dan New York University  merekomendasikan atau memberikan pilihan bagi mahasiswa barunya untuk nunda kuliah setahun. Bahkan, Harvard University telah merekomendasikan opsi ini selama lebih dari empat dekade. Kenapa? Soalnya siswa yang telah mengambil gap year mengaku mendapatkan pengalaman yang sangat berharga ketika gap year sehingga mereka menyarankan semua siswa Harvard untuk mempertimbangkan untuk mengambil gap year juga.
Emangnya kenapa sih para perguruan tinggi top ini merekomendasikan gap year?
Banyak penelitian yang menunjukkan dampak positif terhadap mahasiswa yang mengambil gap year. Di Australia dan Inggris, para peneliti menemukan bahwa mengambil gap year memiliki dampak positif yang signifikan terhadap prestasi akademis siswa di perguruan tinggi (Birch dan Miller 2007; Crawford dan Cribb 2012). Di Inggris dan di Amerika Serikat, anak yang telah mengambil gap year lebih mungkin untuk lulus dengan nilai rata-rata yang lebih tinggi daripada yang langsung melanjutkan ke perguruan tinggi (Crawford and Cribb 2012, Clagett 2013).
Dari hasil survei ke anak-anak yang mengambil gap year juga demikian, hampir semuanya setuju bahwa gap year telah berdampak positif bagi mereka khususnya dari segi personal.

Tentunya apa yang didapatkan oleh masing-masing anak yang mengambil gap year bisa berbeda-beda, karena dari awal mungkin tujuannya ambil gap year berbeda dan ngisi gap yearnya juga beda-beda.
Kalau dari aku sendiri sih ada empat hal utama yang bisa kamu dapat atau raih dengan gap year:

1. Gap year membuat kamu lebih matang dan dewasa

Gap year students are perceived to be ‘more mature, more self-reliant and independent’ than non-gap year students. [Birch, “The Characteristics of Gap-Year Students and Their Tertiary Academic Outcomes”, Australia, 2007]
Gap year akan mengajarimu bagaimana menentukan goals dan bagaimana kamu berusaha mewujudkan goals tersebut. Mulai dari mengambil keputusan, mengatur waktu, menentukan prioritas hingga berkomitmen terhadap apa yang telah kamu rencanakan. Tekanan sosial dari lingkungan akan membuatmu terbiasa dengan hal tersebut sehingga kamu akan lebih cuek dengan berbagai omongan orang lain.
Bagi kamu yang gap year karena terpaksa (nggak lolos di SBMPTN atau PTN dan jurusan impianmu), gap year bakal mengajarimu bagaimana menerima dan berusaha bangkit kegagalan.
Self achievement lebih bisa mengenal diri sendiri, self-love yg baru aku ngerti itu fundamental banget, mengahargai proses bukan sama hasil. Lebih terbuka sama hidup karena ga melulu apa yg di pingin langsung kewujud, lebih mengerti dn mengenal sekitar dg segala problematikanya. Jadi lebih paham kenapa harus bersyukur dan sabar, lebih bs mengolah perasaan dan emosi krn banyak merenungkan apa yg sudah terjadi, mulai terbiasa manage waktu sendiri, byk bgt pejaran hidupnya” – 

2. Dengan gap year, kamu bisa punya waktu yang banyak buat merefleksikan diri sehingga bisa mengambil keputusan terbaik

Dengan padatnya waktu dan kegiatan kelas 12, sekolah pagi sampai sore, malamnya bimbel atau belajar, begitu terus selama hampir setahun, membuat anak-anak kelas 12 terlalu terjebak dalam rutinitas, tanpa sempat memikirkan atau merenungkan secara mendalam pertanyaan yang lebih penting dan mendasar seperti:
“Apa sih minat dan bakatku?”
“Hal-hal apa nih yang menarik untuk aku eksplorasi?”
“Apa karier yang pengen aku capai?”
Pertanyaan-pertanyaan di atas, kebanyakan nggak sempat kamu cari jawabannya di dalam dirimu sendiri karena rutinitas dan tekanan belajar selama kelas 12. Dengan menyendiri dalam waktu yang cukup lama, kamu punya banyak waktu buat menilai kemampuanmu serta merencanakan hidupmu jauh ke depan.
Gw terlalu takut utk milih jurusan karena sebelumnya pernah gagal. Akhirnya prioritas waktu itu gw lolos sbm, gw malah gak milih jurusan yg gw impikan dr jaman sekula. Akhirnya? Yap gw lulus lah, tapi penuh dg penyesalan. Apalagi pas udh masuk perkuliahan, serasa beban semwa” – @sepedanya_mana
Kuliah sendiri merupakan proses pembelajaran yang panjang. Di kampus, kamu bakalan benar-benar mempreteli secara detail bidang yang kamu tekuni. Jadi apabila kamu nggak ada rasa minat atau keinginan untuk mengeksplorasi bidang yang akan kamu tekuni tersebut, maka waktu bertahun-tahun yang akan kamu habiskan ketika kuliah mungkin bakalan terasa sangat berat. Dalam sudut pandang yang lebih luas, saat ini hanya 30% dari pelajar Indonesia yang bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, maka sangat disayangkan kalau jumlah minoritas tersebut diisi oleh anak-anak yang salah jurusan atau anak-anak yang nggak punya motivasi tinggi dalam belajar.
Kalau keputusan yang kamu ambil tepat, kemungkinan kamu bisa lebih menikmati kuliahmu. Lebih jauh lagi, kemungkinan bisa lebih menikmati pekerjaan dan kariermu kelak.
Kalo ga ngambil gap year, mungkin gue bakalan kejebak pengen jadi guru, karena gue ga tau apa yang bener-bener gue pengen, gue cuma mikir gue harus bermanfaat buat orang lain, dan guru adalah hal sederhana yang bisa gue lakukan. Padahal, gue bisa jadi bermanfaat sekaligus mengejar bidang yang emang gue suka, dan akhirnya, gue ketemu bidang ilmu yang menantang intelektualitas gue. 2tahun gue nunda kuliah, bagi mereka gue buang-buang umur, tapi bagi gue.. gue belajar banyak hal yang ga mereka dapatkan diperkuliahan.. hingga akhirnya sekarang gue bener-bener siap untuk kuliah. Plus gue juga lulus di ptn impian gue. Kuliah itu adalah cara kita memperkaya intelektualitas kita sekaligus mengabdikan ilmu yang kita punya buat kepentingan masyarakat banyak. Percayalah, gap year memberi lo lebih dri sekedar waktu buat ngejar test. Gap year ngajarin lo tentang hidup.” – @aisyahlian

3. Dengan gap year, kamu punya banyak waktu buat mengeksplorasi hal-hal baru yang belum sempat kamu coba ketika sekolah

Rutinitas sekolah yang sangat padat membuat banyak anak yang ga sempat mencoba hal baru, mengeksplorasi hal yang ga diajarkan di sekolah. Kalau selama ini keinginan belajarmu “dihambat” sekolah, kali ini kamu punya waktu untuk mempelajari apa pun yang pengen kamu pelajari.
Dibanding ruginya, aku lebih ngerasa banyak untungnya sih. Aku jg bebas ngelakuin apa aja yang aku suka kaya travelling, nonton film, nulis yang selama ini sering terhalang (ada tugas, ujian).” – @KrisentianaMia
Dengan gap year, kamu punya waktu buat menambah atau meningkatkan skill yang kamu miliki. Kamu bisa kursus atau magang untuk menambah pengalamanmu. Untuk pertama kalinya dalam hidupmu, kamu punya kebebasan buat melakukan kegiatan apapun yang kamu pengenin yang selama ini terhalang rutinitas sekolah.
Meskipun konteksnya berbeda, setelah lulus dari STAN tahun 2011 dulu, angkatanku sempat “nganggur” selama kurang lebih setahun, menunggu untuk diangkat CPNS. Banyak temen-temen angkatanku yang mengeluh dengan keadaan tersebut. Namun banyak juga yang akhirnya ngisi waktu dengan magang, kerja atau pun kursus lagi.
Aku sendiri, karena minatnya di pendidikan, ngisi waktu dengan bikin twitter @halokampus. Setiap hari selama berbulan-bulan, aku ngasih twit-twit informatif seputar persiapan masuk kuliah, jawab-jawabin pertanyaan satu per satu. Hal tersebut memaksaku untuk belajar hal-hal lain, seperti marketing, membuat website, dll. Dan ternyata itu semua seru juga. Singkat cerita, akhirnya followers Twitter-nya mencapai ratusan ribu dan aku diajak buat gabung kerja di tim Marketing Zenius Education.
Dari sebuah eksplorasi pada masa nganggur setahun, sekarang jadi kerjaan dan karier yang aku jalani. 🙂
Jadi, daripada ngeluh atau sedih dengan keadaan, manfaatkan gap year buat benar-benar eksplorasi minat dan bakatmu yang selama ini nggak sempat kamu kerjakan.

4. Dengan gap year, kamu punya banyak waktu buat belajar persiapan masuk perguruan tinggi tahun depan

Dengan waktu belajar yang lama, tentu saja kamu punya waktu banyak buat mempersiapkan diri untuk belajar buat persiapan masuk perguruan tinggi tahun depan. Kamu punya banyak waktu buat mengulang mulai dari awal lagi, kuatin fundamentalnya, sehingga lebih enak ketika mempelajari materi-materi tingkat lanjut. Kamu punya waktu yang sangat banyak untuk mempersiapkan semuanya sehingga kamu bisa menaikkan standar yang kamu capai tahun lalu.
Lebih bisa beryukur dan menghargai apa yg udah diraih sekarang. Lebih bisa memotivasi diri sendiri .Aku yg gak pernah disiplin belajar jadi berubah, ditambah lagi zenius yg sumpah demi apapun enak banget huhu. Gapyear ini juga aku jadiin sebagai waktu aku buat istirahat haha. Belajar buat yakin sama diri sendiri dan selalu berprasangka yg baik juga, dan yg lebih penting jadi lebih sabar dan ikhlas juga. Apalagi temen² waktu itu udah dapet kuliah semua haha, ini bisa dijadiin buat semangat belajar juga hehe.Kita juga dituntut supaya bisa bertanggung jawab. Jangan sampe gapyear ini sia-sia dan gak ada hasil. Jadi manajemen & disiplin waktunya bener-bener harus produktif. Intinya, pas gapyear bnyk pelajaran hidup yg didapet, jadi lebih realistis juga. Milih kuliah juga lebih mantep. Ya gimana ya ditolak berkali-kali itu gak enak woi huhu :”)” – @iraaniswa

Gap year TIDAK Memberikan Jaminan Kamu Bakalan Sukses

Oke, sampai di sini, ku harap kamu udah mulai ngeh banyak faedah dari gap year. Tapi … terlepas dari semua faedah itu, nggak ada jaminan dengan mengambil gap year kamu bakalan semakin matang dan dewasa, menemukan minat dan bakatmu, atau lolos di perguruan dan jurusan yang kamu inginkan tahun depan. Kenapa? Karena balik lagi dengan gimana kamu mengisinya.
Oleh karena itu, kamu harus merencakan dengan matang apa yang kamu lakukan selama setahun tersebut dan berkomitmen dengan rencana tersebut.

1. Merencanakan kegiatan gap year

Pas gapyear gue mulai nyoba volunteeran. Ikut Olimpiade Internasional karna gue penasaran gmnsi soal olim inter tuh wkwk karna selama ini cuma jd peserta olim sini sini aja (btw HSE Russia waktu itu yg ngadain. Untuk jkt lokasinya di MHT). Baca buku-buku keren rekomendasi zenius!” – @nadaays_
Agar gap year-mu sesuai dengan harapan, kamu nggak bisa menjalaninya dengan mengalir begitu aja. Setahun emang kesannya adalah waktu yang banyak. Tapi ketika kamu menjalaninya, siapa sangka waktu berlalu dengan cepat. Makanya, penting banget untuk bikin list apa aja yang akan kamu lakukan selama gap year, lalu bikin jadwal kegiatannya. Kalau kamu gagal merencakan dan memanfaatkan gap year dengan baik, maka sama aja dengan menyia-nyiakan usia emas buat belajar dan malah jadi tidak produktif.
Dari segi non akademis, ada banyak hal yang bisa kamu lakuin selama gap year untuk menambah pengalaman sekaligus meningkatkan soft skills yang mungkin sebelumnya nggak pernah dipelajari di sekolah, seperti jadi relawan suatu kegiatan, traveling, bikin project, bikin usaha, magang, dll.
Dalam survei American Gap Association kepada siswa gap year, beberapa aktivitas yang dilakukan di antaranya:

Selain itu, sebagai tambahan bahan inspirasi, kamu bisa baca ide-ide ngisi kegiatan selama gap year berikut.

2. Beberapa skills yang wajib kamu pelajari selama gap year

Selain kegiatan non-akademis di atas, jangan lupakan kegiatan akademisnya, karena tujuan awal memang diterima di perguruan tinggi tahun depan kan?!
Beberapa skills yang penting untuk kamu pelajari selama setahun ke depan:
1. Fundamental Skills
Fundamental skills di sini mencakup thinking skills, basic mathematics, dan basic scientific thinking. Dengan fundamental skills yang lebih oke, diharapkan pola pikirmu jadi gokil dan justru jadi lebih gampang untuk belajar SBMPTN. Kamu wajib banget khatamin materi zenius.net yang legendaris ini: Fundamental Skills
2. Bahasa Inggris 
Dunia kita dibatesin dengan sejauh mana kita menguasai bahasa. Sebagai bahasa komunikasi internasional, sebagian besar ilmu pengetahuan saat ini tersedia dalam bahasa Inggris. Mulai dari artikel di Wikipedia, textbook perkuliahan, e-book, sampai jurnal ilmiah; jumlahnya sangat njomplang antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Itu baru dibandingin secara kuantitas, belum kualitas. Keterbatasan penguasaan bahasa Inggris akan sangat menghambat proses belajar ketika kamu kuliah nanti.
Sebagai bahan belajar, kamu bisa nonton materi Bahasa Inggris berikut ini:
3. Materi SBMPTN
Udah eksplorasi banyak hal dan memperkuat basic skills, pastinya pembelaran SBMPTN itu sendiri jangan kelewatan dong. Pastikan pembelajaran SBMPTN didasari pada penguasaan konsep yang mantep, deliberate practice yang efektif,  dan creative problem solving. Sejujurnya lo bakal capek banget sih di bagian ini. Tapi semua ini adalah harga yang harus lo jalani agar punya kemungkinan lulus lebih tinggi.
Libas semua materi SBMPTN di sini: Materi Lengkap SBMPTN
4. Important Insights
Important insights itu hal-hal penting yang sebaiknya kamu ketahui agar kamu bisa melihat dunia dengan kacamata baru yang berlandaskan nalar yang solid dan pengetahuan sains yang gokil. Berbagai insightful knowledge ini bisa kamu dapet melalui buku atau video dokumenter. Coba deh selain belajar buat SBMPTN, bikin jadwal juga buat baca buku atau tonton video dokumenter. Kalau kamu ga suka atau cepat ngantuk buat baca buku, kamu bisa nonton video. Intinya belajar atau cari insights sebanyak-banyaknya.
Zenius sudah pernah nih bikin list buku dan film rekomendasi:
Aku pribadi, sebagai pemula, suka baca buku big history atau big picture dari suatu konsep, agar bisa dapet gambaran besarnya dulu. Misalnya Kosmos karya Carl Sagan yang ngomongin alam semesta, Sapiens karya Yuval Harari yang ngomongin sejarah peradaban manusia dari prasejarah sampai modern, atau Sejarah Dunia untuk Pembaca Muda karya Ernst Gombrich. Untuk dokumenter, kamu bisa cari di Youtube, Netflix atau Curiosity Stream (berbayar, tapi aku rekomendasikan banget).

3. Menjaga komitmen selama gap year

Buat yang ngambil gap year, kamu harus pinter-pinter memotivasi diri sendiri. Bagi yang gagal berkomitmen, sangat mudah buat kamu kehilangan fokus dan tujuanmu di awal.
Zenius sudah bikin artikel yang perlu banget kamu baca: Tips agar Kita Konsisten terhadap Komitmen yang Sudah Kita Bikin
Salah satu cara yang aku rekomendasikan banget untuk menjaga komitmen saat gap year adalah dengan mencemplungkan diri kamu di lingkungan yang sama-sama berjuang untuk SBMPTN tahun depan. Sekarang ada banyak banget grup-grup belajar, baik offline maupun online.
Sebagai penyemangat lain, kamu bisa baca-baca pengalaman beberapa pengguna zenius ketika gap year:
****
Oke demikian artikel tentang gap year kali ini. Intinya adalah gap year bisa sangat bermanfaat, bisa jadi investasi yang sangat berharga, bisa jadi life-changing bila bener-bener bisa kamu manfaatkan. Jadi nggak usah malu atau minder apabila kamu “nganggur setahun”.

 sumber(https://www.zenius.net/blog/19372/gap-year )

 

Comments