Bebanmu Memang Tak Ringan. Tapi Anak Sulung, Itu yang Menjadikanmu Dewasa dan Tegar !




Wahai sesama anak sulung,
Tidak mudah memang menyandang gelar anak pertama di dalam keluarga. Sejak kecil, kamu diajarkan orangtua untuk tumbuh lebih cepat dewasa dibandingkan saudara-saudaramu yang lainnya. Ada kesepakatan yang otomatis bahwa suatu hari nanti, kamulah yang akan menerima tongkat estafet dari mereka untuk merawat dan menjaga keluarga.
Kadang kamu berandai-andai bagaimana rasanya tak menjadi yang paling tua dalam keluarga. Kamu juga ingin bisa sejenak bermanja-manja dan malas-malasan. Ingin juga punya saudara yang umurnya jauh di atasmu memberikan uang tambahan untuk sekadar jajan atau menambah pundi tabungan.
Namun kenyataannya kamu tetaplah anak sulung, dengan berbagai tanggung jawab yang tertumpuk di bahu. Kamu memiliki segudang kewajiban ini-itu. Kamu tidak bisa seenaknya sendiri melakukan hal-hal yang sebenarnya kamu inginkan, karena harus bisa menjadi sosok yang bisa ditiru dan dibanggakan. Tapi sudahlah, jalani saja, toh status sebagai anak tertualah yang telah menjadikanmu dirimu yang saat ini.

Sebagai anak tertua, kamulah yang paling paham jatuh-bangun orangtua. Apapun keadaannya, kamu dituntut bersikap tenang dan dewasa

Menjadi anak yang lahir pertama dalam keluarga sebenarnya membentuk sikap yang lebih dewasa daripada adik-adikmu. Kamu adalah saksi jatuh bangun perjuangan orangtua. Bahkan, bisa dibilang kamu yang paling paham sejarah dari Ayah dan Ibu. Kamu mengerti bagaimana kesusahan yang mereka alami saat keluarga kalian masih belum semapan sekarang. Ketika semua adikmu bersenang-senang karena masih belum paham, kamu sudah memikirkan bagaimana cara supaya roda perekonomian keluarga tetap berjalan.

Ya, berusia lebih tua dan memahami kesulitan orangtua mampu membentukmu menjadi pribadi yang lebih dewasa. Kamu pun terbiasa meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk turut memikirkan kehidupan keluarga ke depannya. Namun sebenarnya, biasa bersikap dewasa seperti ini justru akan membuat hidupmu menjadi lebih mudah karena kamu lebih peka membaca situasi dan kondisi yang ada di sekitarmu.

Menjadi anak sulung bukan berarti kamu bisa mengatur semua orang seenaknya. Kamu justru harus mau berkompromi dan mengalah untuk kebaikan bersama.

Terlahir sebagai anak sulung bukan berarti kamu bisa seenaknya dalam bersikap. Mentang-mentang lebih tua, bukan berarti kamu bisa asal menyuruh adik-adik untuk melakukan sesuatu sesuai keinginanmu. Sebaliknya, kamu justru dituntut untuk mau mengalah demi kepentingan bersama. Sebagaimana seorang pemimpin, kamu harus bijak dan adil dalam mengatur segalanya. Membagi hal sama adilnya dengan apa yang adik-adikmu punya.
Kebiasaan seperti ini justru akan menjadikanmu pribadi yang pandai dalam pengambilan keputusan. Ya, semakin dewasa kamu semakin adil dan bijaksana dalam bersikap dan memikirkan berbagai pihak sebelum mengambil keputusan.

Mampu memimpin hidup sendiri adalah sikap yang biasanya paling menonjol dari dirimu

Sejak kecil kamu sudah diarahkan untuk selalu bisa mandiri supaya tidak merepotkan orangtua yang pada saat itu sedang kelimpungan mengurus kebutuhan si adik. Mulai dari membuat PR tanpa bimbingannya, “diutus” berbelanja ke warung di ujung gang sendirian, hingga menjaga supaya adik tidak rewel saat ditinggal orangtua.

Comments